Jumat, 15 September 2017

Ketahuan Pacar Waktu Mesum tanpa sehelai benang

Ketahuan Pacar Waktu Mesum tanpa sehelai benang  selamat membaca serta nikmati hidangan spesial bacaan paling baru narasi seks bergambar yang hot serta ditanggung seru tingkatkan nafsu birahi sex ngentot. 


Ketahuan Pacar Waktu Mesum tanpa sehelai benang

Ketahuan Pacar Waktu Mesum 
Sesudah lulus SMA saya meneruskan studi di Bandung. Kebetulan saya di terima di satu PTN yang populer di Bandung. Tentang hubunganku dengan tante ummi di kota asalku telah selesai mulai sejak kepindahan keluarga Oom Ummi ke Medan, dua bulan mendekati saya ujian akhir SMA. Tetapi kami masih tetap senantiasa kontak lewat surat atau telepon. 

Perpisahan yang benar-benar berat, terlebih bagiku. mungkin saja untuk tante Ummi, hal tersebut telah umum karna hubungan seks untuk dia cuma adalah satu keperluan biologis semata, tanpa ada melibatkan perasaan. Tetapi beda perihal denganku, saya pernah terasa kesepian serta rindu yang sangat begitu terhadapnya, karna mulai sejak pertama kalinya saya tidur dengannya, hatiku telah terpaut serta mencintainya. Mulai sejak saya mengetahui tante Ummi, saya mulai mengetahui sebagian wanita rekan tante Ummi, mereka semua telah berkeluarga serta usianya lebih tua dariku. 

Wanita beda yang seringkali kutiduri yaitu tante Hera serta tante Amel seseorang janda cina yang cantik. Jadi sejak kepindahan tante Ummi ke Medan, merekalah sebagai rekan kencanku. Karna tante Hera serta tante Amel telah berstatus janda, jadi tidak ada kesusahan untuk kami untuk mengatur kencan kami. 

Nyaris sehari-hari saya bermalam dirumah tante Hera, dengan tante Hera bisa dikata sehari-hari saya lakukan hubungan intim tidak mengetahui saat serta tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruangan tamu, di dapur bahkan juga sempat di teras belakang tempat tinggalnya. Teradang kami main bertiga, yaitu saya, tante Hera serta tante Amel. Dirumah tante Hera betul-betul diperas tenagaku. Kadang-kadang saat saya mesti melayani teman tante Hera yang datang kesana untuk mengisap tenaga mudaku. Saya telah tidak perduli sekali lagi rupanya saya jadikan gigolo oleh tante Hera. Pokoknya asal saya sukai mereka, jadi segera kulayani mereka. 

Satu waktu saya berjumpa dengan seseorang gadis. Cantik serta sexy banget bodynya. Diana namanya teman adik perempuanku. Dengan ketrampilanku, jadi kurayu serta kupacari Diana. Satu hari saya berhasil mengajaknya berjalan-jalan ke satu tempat rekreasi. Di satu motel pada akhirnya saya berhasil menidurinya, Saya agak kecewa, rupanya Diana telah tidak perawan sekali lagi. Tetapi perasaan itu saya simpan saja. Kami tetaplah meneruskan hubungan serta setiap saat berjumpa jadi kami senantiasa lakukan hubungan tubuh. 

Rupanya Diana betul-betul ketagihan denganku. Tidak malu-malu dia mencariku apabila berjumpa segera memohonku untuk menggaulinya. Namun aneh, Diana tidak sempat mengajakku bahkan juga melarang saya datang ke tempat tinggalnya. Kami umum lakukan di motel atau hotel melati di kotaku, sekian kali saya mengajak Diana ke tempat tinggal tante Hera. Kuperkenalkan tante Hera jadi familiku serta pastinya saya tidak ingin menyia-nyiakan peluang untuk bercumbu dengannya di kamar yang seringkali saya serta tante Hera pakai bercumbu. 

Satu hari, tak tahu mengapa mendadak Diana memohonku untuk main ke tempat tinggalnya, tuturnya dia berulang th.. Dengan membawa seikat bunga serta satu hadiah saya ke tempat tinggalnya. Saya pencet bel pintu serta Diana yang membukakan pintu depan. Saya dipersilahkan duduk di ruangan tamu. Selekasnya Diana bergegas masuk serta menyebut mamanya untuk dikenalkan padaku. Saya terperanjat serta tergugu lihat mamanya, sebab wanita itu.. ya.. mamanya Diana beberapa kali sudah tidur denganku dirumah tante Hera. Ibu Diana terlihat pias berwajah tetapi selekasnya ibu Diana dapat cepat menangani kondisi. Ibu Diana bertandingk seakan-akan tidak mengenalku, walau sebenarnya semua sisi tubuhnya telah sempat kujelajahi. Sebagian waktu ibu Diana temani kami bercakap. Dengan sikap tenangnya akupun jadi tenang juga serta dapat menangani kondisi. Kami bercakap sembari bercanda serta terlihat tampak kalau ibu Diana betul-betul seseorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu. 

Esok harinya, ibu Diana menemuiku. Di ruangan tamu tempat tinggal tante Hera ibu Diana menginterogasiku, menginginkan tahu telah sejauh mana hubunganku dengan Diana. Saya tidak ingin selekasnya menjawab, tanganku selekasnya menarik tangannya serta menggelandang badannya ke kamar. Dia berupaya melepas peganganku, tetapi percuma tanganku kuat mencekal, hingga tidak kuasa dia melepas tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar serta selekasnya saya angkat serta rebahkan badannya diatas kasur. Selekasnya kulucuti bajuku sampai saya telanjang bulat, serta selekasnya kutindih badannya. Dia meronta serta memohonku untuk tidak menidurinya, tetapi permintaannya tidak kuindahkan. Saya selalu mencumbunya serta satu persatu bajunya saya lucuti, serta pada akhirnya saya berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Demikian penisku melesak masuk, jadi ibu Diana bereaksi, mulai memba-las serta menyeimbangi pergerakanku. Pada akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, hingga pada akhirnya ibu Diana hingga pada puncak kenikmatan.

Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Diana, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Diana mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Diana, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Diana juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menikahinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejang kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku terasa lemas, kupeluk tubuh mama Diana sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mataku mengalir deras, mama Diana membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang, kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Diana merangkul tubuhku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mengusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.

Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romantisku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante Hera. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Diana bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Diana.

Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Diana. Mama Diana ingin agar hubunganku dengan Diana diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Diana sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Diana. sedangkan aku dan mama Diana pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu saja affair kami, rasanya tak mungkin.

Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Diana, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Diana. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Diana. Akhirnya aku ideku pada mama Diana. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak menemui dan sengaja menghindari Diana. Mamanya memberitahu kalau Diana saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

Pada suatu hari, aku di telepon mama Diana. Dia memberitahu kalau Diana sedang menuju ke rumah tante Hera untuk mencari aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante Hera sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Diana pakai untuk berkencan.

Kulucuti seluruh pakaian tante Hera dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Diana datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulutnya saat melihat adegan di atas ranjang, dimana aku dan tante Hera sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Diana pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. tante Hera merasa tak tega dengan kejadian itu, tante Hera memintaku untuk segera menyusul Diana, namun tak kuhiraukan, bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. tante Hera mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante Hera. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Diana, akhir yang amat menyakitkan. Diana pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.

Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. tante Hera menghiburku, Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante Hera, ada suatu kedamaian disana, kedamaian yang memabukkan, yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante Hera mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.

Beberapa hari kemudian aku terima telepon Diana, sambil terisak Diana pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Diana keberatan. Dari nada suaranya nampak Diana sudah tidak marah lagi padaku, maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Diana mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

Kupencet bel pintu, mama Diana membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Diana. Mama Diana menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Diana kekasihku duduk menungguku.

Melihat aku Diana bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Diana berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

Agak lama kami demikian, kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Diana mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Diana ditengah, kedua tangannya memeluk kami berdua.

Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Diana. Mama Diana mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.
Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Diana. Sambil terisak Diana akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Diana menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Diana kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Diana melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Diana memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dengan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

Kucumbui Diana kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Diana, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Diana dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Diana dan mamanya.

Related Posts

Ketahuan Pacar Waktu Mesum tanpa sehelai benang
4/ 5
Oleh