Jumat, 15 September 2017

Bercinta Dengan Wanita Lain di Depan Istri

Siang hari itu Bercinta Dengan Wanita Lain di Depan Istri  cuaca terasa sangat panas sekali, walaupun tiupan AC mobil yang menerpa langsung ke arahku dan ‘istriku’ masih kalah dengan radiasi matahari yang tembus melalui kaca-kaca jendela mobil yang kami kendarai. Saat itu aku sedang melaju kencang di jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. karena tadi tak sempat aku mengisinya.

Bercinta Dengan Wanita Lain di Depan Istri


Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya. Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja.

Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, “Buka dong kacanya..” Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada komentar.
Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, “Kamu ngapain kerja di sini?”
“Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba.”
“Ya, boleh aja”, jawab istriku.
“Gimana mau?” tanyaku kepada gadis itu.
“Mau.. mau Mas”, katanya.

Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin ‘berkenalan’ dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.

Malam sekitar jam 20:30 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu Bandung, Jawa Barat.

Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja dan menelepon saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.

Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia cewek yang masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas.

Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi foto pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat foto ketika ‘bercinta’.
“Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya”, ajak istriku.
“Nih kamu pakai kimono satunya”, kata istriku sambil memberikan baju inventaris hotel.
Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku langsung memeluknya dari atas.
Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.

Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.

“Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya”, kata istriku.
“Ah Mbak ini ada-ada aja”, kata Rini malu-malu.
Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada istriku.
Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian.
Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.

Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.

Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan. Ia mendesah, “Eeehhh..”

Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali.

Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa. “Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku”, bujukku. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya.

Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya.

Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu.
Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah.

Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., “Blesss….” seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.

Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. “Eeehhh…aahhhh” desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. “Eeehhh…” erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.

Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi.

Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.

Ngintip Wanita Hamil Masturbasi Berujung Ngentot

Aku Ngintip Wanita Hamil Masturbasi Berujung Ngentot  adalah seorang pemuda yang gila seks. Ditunjang dengan wajahku yang tampan, tubuhku yang atletis, dan kemaluanku yang besar, banyak wanita yang tergila-gila padaku. membuatku dikerubungi cewek2. Dengan mudahnya aku bisa menikmati mereka kapan saja, dimana saja.
Ngintip Wanita Hamil Masturbasi Berujung Ngentot

Saat ini aku kuliah fakultas ekonomi di sebuah universitas ternama di kota bandung. Di fakultasku perbandingan cowok-ceweknya 30-70. Apalagi kebanyakan cewek ditempatku cantik-cantik dan seksi.
Namun ada yang membuatku penasaran dan belum pernah kulakukan yaitu menyetubuhi wanita hamil. Aku pernah membaca bahwa katanya menyetubuhi wanita hami itu sangatlah nikmat, karena memek mereka sangat panas, hangat dan tebal. Ternyata pengalaman itu kudapati saat aku berlibur dirumah pamanku.

Aku berlibur dirumah pamanku, yang juga menyewakan kamar2 di rumahnya sebagai tempat kost putri. Namun, sekarang peminat sedang sepi, sehingga kamar kost yang terhuni hanya satu saja, yaitu oleh mbak Hafizah, Mbak Hafizah adalah seorang pengajar di sebuah sekolah islam di dekat rumah pamanku.

Usia mbak Hafizah yang menjelang 25 tidak membuatnya kehilangan kecantikan yang ia miliki. Wajahnya yang halus terawat, serta kulitnya yang kuning langsat sungguh mempesona. Ia sudah memiliki suami seorang pelaut, yang pulang kerumah setiap 6 bulan sekali. Jadi, setiap enam bulan, ia kembali ke rumahnya di kampung untuk bertemu dengan suaminya tercinta, dan selain itu ia nge-kost dirumah pamanku.

Sekarang ia sedang hamil empat bulan, dan itu justru semakin membuatku terangsang ingin mencoba memeknya. Apalagi pembawaan wanita berjilbab ini yang kalem dan malu-malu terlebih kepadaku yang tampan dan atletis ini, membuatku semakin berani.

Suatu pagi yang dingin, aku sengaja keluar tidak memakai celana dan hanya berbalut handuk. Aku masuk kekamar mandi, melewati Mbak Hafizah yang sedang mencuci baju. Sekilas aku lihat ia melotot kearahku yang memang bertubuh atletis. Selesai mandi, aku keluar dan masih menjumpainya mencuci. Sekarang ia berusaha untuk tidak melihatku. Terlihat semburat merah diwajahnya.
Aku berpura-pura menjatuhkan handukku, dan terlihatlah kontolku yang panjangnya 17 cm, tegak mengacung. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, Dan Mbak Hafizah sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar dan panjang, tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata nya sambil menutup wajahnya. Aku langsung mengambil handukku dan melilitkannya kepinggang, namun tak bsa menyembunyikan kontolku yang berdiri. Segera aku kembali masuk ke rumah utama.

Dikamar aku langsung membayangkan kecantikan wajah Mbak Hafizah tadi. Ingin sekali rasanya memperkosanya, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua, karena paman dan bibi ada acara mendadak diluar kota. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip, lalu kucari ke kamarnya.
Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Hafizah sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia menyibakkan rok panjang yang ia kenakan sampai perut.
kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya tadi bergantian. Kancing bajunya sudah terbuka hingga perut, memperlihatkan payudara yang sangat montok, berputing merah yang besar., Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam, terlihat Sangat erotis.

“Ouuhh.. Hhhmm.. Ssstt..” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamar wantia cantik yang sedang hamil itu pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar wanita alim yang montok itu mendesis…
desis “…i.. Sss Ahh..” Ternyata dia sedang membayangkan sedang bersetubuh , dia sedang bermasturbasi……………….. aku sangat bernafsu menyaksikannya…..paha dan payudaranya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku.

Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Hafizah, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Wanita itu tersentak kaget lalu menghindar ke sudut tempat tidur dan berusaha membenahi pakaiannya.

“Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup. “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi wanita montok itu terus menghindar.
“Ingat Dik, saya sudah bersuami dan sedang hamil!!” Dia terus menghiba. “Mbak, terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!” “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pinta wanta ayu itu terus.
Aku hanya tersenyum. Secepat kilat aku menyambar tangannya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuh indah wanita itu, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya, . Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.

“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya. Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaan wanita montok itu, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhh.. ss..” Akhirnya wanita itu mulai pasrah tanpa perlawanan.
Nafasnya mulai tersengal-sengal. “Yaahh.. Ohh.. Jangaann Diik, Jangan lepaskan, akuuuuuu…..ssshhhhhhhh..” Gerakan Mbak Hafizah semakin liar dan binal, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini wanita montok ini mulai Menikmati permainan. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya.
Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang. “Yahh.. addduhhhhh diiikkkkk………….ssshhhhh..” kata wanita itu sambil menggelinjang. daster sudah awut2an. Wajahnya sudah merah menahan birahi.

Kemudian aku bangun, kembali kunaikkan daster ke perut, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaan wanita cantik yan ini yang merah mengkilat. Dengan serta merta kuelus dan kuraba kemaluannya….yang indah merekah itu……..
“Aaahh.. Ohh.. mmmhhh…ssshhhhh Diik.. Yaakh……..ssshh..”. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk ubahnmenggagahinya. “Sudaahh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Hafizah. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahh..” wanita yang biasanya alim dan pemalu itu menjerit jalang saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat.
“Oughh.. Ahh.. Ahh.. Ahh..” Mbak Hafizah mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia Menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.

“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu..arrrrr……. aahh..” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerr.. serr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Wanita itu mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya.

Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku membaliknya, berniat memompanya dari belakang. Wanita itu kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Hafizah dengan jalang menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku.
“Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahh.. …ssshhhhhh…duhhhh dik…… Aahh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehh..kok……gini…..shhhhhhh” wanita cantik yang itu semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata wanita alim ini juga mendapatkan orgasme lagi. “Creett.. croott.. serr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.

Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Hafizah dengan wajah penuh keringat, sampai jilbab dan bajunya ikut basah kuyup. “mbak capek……..ahhhhhhhhhhhh” katanya. “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku. “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.” Mbak Hafizah hanya memandangku. Aku tahu, ia sebenarnya ingin menolak, namun gairah birahinya juga ingin dilampiaskan. Tamat

Ngintip Wanita Hamil Masturbasi Berujung Ngentot 

Oral Sex Bersama 2 Wanita Cantik Sahabat Istriku

Oral Sex Bersama 2 Wanita Cantik Sahabat Istriku. selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita sex bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot.

Oral Sex Bersama 2 Wanita Cantik Sahabat Istriku


Oral Sex Bersama 2 Wanita Cantik Sahabat Istriku
Hari itu aku bangun kesiangan. Kulirik jam dinding pukul 8 pagi, Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera aku meloncat bangun, mencari-cari istri dan anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah berangkat. Istriku sengaja tidak membangunkan aku untuk ikut ke sekolah anakku, karena malamnya aku pulang kantor hampir pukul 4 pagi.

Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah sambil memutar film bokep DVD BF. Sengaja kusetel biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak.

Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku amoy Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulit tubuhnya yang sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantat montoknya yang membulat indah, sering membuatku burungku ngaceng kalo dia berkunjung.

Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.

Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…Oh my god…itu suara Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengannya dan keluarganya.

Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja.

Ngaceng pula.“Kamu dateng kok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.“Yee…namanya juga lagi horny…mending coli sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. “Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga ditutupin? Telat donk,”kilahku.“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari duduknya dan pamit pulang. Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.“Bentar deh Lin.

Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.“Gila kamu ya!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya.“Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak.

Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku coli.”“Gimana?”Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus kemudian..“Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu.

Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?””Yaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi coli sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”“Gak usah, disini aja,”sahutku.

Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya dan dibukanya kancing celananya.

Perlahan diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya.

Sepertinya itu adalah satu set BH dan CD.“Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”Linda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.“Duduknya jangan gitu dong…”“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Linda. “Nungging, gitu?””Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.“Iya…iya…ni anak rewel banget ya.

Mau coli aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.“Ya sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”
Sambil memandangi tubuh Linda aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalu terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya.

Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.

Linda masih tetap diam dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga mulai terangsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba dadanya dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.

“Sssshh….ohhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda.

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku. Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus.

Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara spontan Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.

Tak tahan dengan perlakuan Linda, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan Cdnya.“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.“Terserah…yang penting kamu puas.”Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok.

Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku.Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku.

Hingga akhirnya….“Liiinn….bibir kamu lembut banget sayang….aku…kach…aku…”“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat

yaaa….”“I…iiy…iiyyaaa….Liinnnn…arghhh…..”Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Linda. Tangan halus Linda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan. Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Linda.“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kena spermaku?”Linda menggeleng dengan pandangan sayu.

Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.“Kamu baru pertama kali kan, mainin kontol orang selain suami kamu?”“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin makan buah sama sayur ya?” tanya Linda.“Iya…kalo gak gitu, Indah mana mau nelen sperma aku.”“Aihhh….” Linda terpekik. “Indah mau nelen sperma?”Aku mengangguk. “Kenapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu.

Coba aja rasanya,”sahutku.“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilat jarinya smpe bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya…“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya.

Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…””Mau lagi….?”“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”“Dasar kamu ya….””Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakinya diangkat mengangkang.Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.

Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Linda. gerakan pantat Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.

“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.“Ndrew..kok kyak suara Rika ya…”Linda bertanya“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan”

Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan orgasmenya yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.

Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.

“Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah. Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?Kaos ketat menempel dibadannya dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih.

Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya.Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.Kami berdua segera menuju ruang tengah.

Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah.

Itung-itung membagi kesenangan.”“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”“Ah, biasa aja lagi..hehehe”Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Linda.Diam-diam, akupun juga terobsesi menikmati tubuhnya.

Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngentotin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku.

“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.“Eh…ah…anu…enggak.

Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi.

Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.Aku Cuma tersenyum.“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.“Iya.”

Tepat saat Rika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku. Aku terkejut dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.

Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atau jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah…“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.Linda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…

“Ceklek….!”Pintu kamar mandi terbuka dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun terkejut dan berdiri terpaku.

Hatiku berdebar tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.

“Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.“Eh…anu…ini lho…”

Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat ya?”“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.“Sini liat.”

Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Linda, tanpa perlawanan dari Linda.“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?””udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku entot. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain.

Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana.

Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.“Apa syaratnya, Rik?”“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”“Iya, apaan syaratnya?” Linda ikut bertanya“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”“WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika.Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda dan Rika.

Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”
Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan tersenyum.

Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor memiaw Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.

“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeww….”Linda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.

“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya.‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.

Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.

“Andrewww…..aacchhh……”Linda menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali. Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Linda.

Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.“Enn..en….Nikmat…banget….sssse….dothan…sama jilatan kkk…kamu…”

Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat, kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan.

Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang lagi.

“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pentil…kuhh…oohhhhh……”

Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda. Blessss…….“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.“Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.

Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar.

Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya.Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

“AN…DREEWWWW…….OOOOGGGHHHH.” Linda menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.
Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya.

Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.Karena denyutan memiaw Linda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.

“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.“No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat. AAACCHHHHHHH………..” Crrrrrooooooooootttt…..crrrrooooooooottttt..crrrroooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku.

Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.“Plllookkkkk….”

Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah denganlubang menganga. Linda segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Linda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa. Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memiawnya.

Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.“Brani kam telen lagi?” tantangku.“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih liat ya….”Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.“Tuh…masih ada sisanya ditangan.

Mbelum bersih.” Sahutku.“Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil mengerling genit.“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.“Kenapa…? Kaget ya?”“Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan birahi liar juga ya..”“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”

”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika.

Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi.

Linda mencolek tanganku, rupanya ia ingin mengerjai Rika. Aku setuju. Sambil berjingkat, aku dan Linda menghampiri Rika. Segera tangan Linda yang masih ada sisa pejuhku dioleskan kemuka dan bibir Rika.“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika sontak terkejut dan menghentikan aktivitasnya. “apaan nih…kok kayak bau pejuh…?”“Udahlah Rik….aku tau kamu juga ikutan horny, ngeliat aku dient*t sama mas Andrew.” Linda tersenyum-senyum genit.“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan kata-kata.“Rik…gkalo kamu juga horny, gak papa kok…aku masih kuat.” Tantangku. “Tuh, kamu liat. kontolku masih bisa bangun.”Ya, walaupun sudah menyemprotkan amunisinya dua kali permainan, kontolku mash berdiri walaupun tak sekeras waktu ngent*tin Linda.

Malahan sekarang kontolku berdenyut dan mengangguk-angguk, seolah menyetujui usulku dan Linda.“Tuhhh, Rik. kontolku manggutmanggut.”sahutku.“Tapi nanti kalo Indah pulang gimana?” tanya Rika.“Don’t worry, honey. Kalo memang kepergok, nanti aku bantu jelasin ke Indah.” Hibur Linda. “Soalnya, dulu-dulu aku pernah becandain Indah, gimana kalo sekali-sekali aku minjem tongkol suaminya.”“Trus, Indah bilang apa?” Rika penasaran.“Mmmm.dia sih gak bilang iya tapi juga gak bilang enggak.”jawab Linda. “Dia cuman ngomong, ya kalo kamu gak malu sama Andrew, terserah kamu.

Tapi kalo Andrew ketagihan, resiko tanggung sendiri lho. Gitu kata Indah.”“Oooo…..” Rika terlongong mendengar penjelasan Linda. Aku pun terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua memang sengaja kesini…atas suruhan Indah….

Gak pake lama segera kulumat bibir Rika yang mungil.“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….”Andrewww…puasin aku sayang……guyur aku dengan pejuhmu kayak Linda tadi….oooccchhhhh…..”Aku terus melumat bibirnya..lehernya yang jenjang dan mulus…kujilat pula telinganya yang membuat Rika merinding dan tersengal-sengal.

Ternyata salah satu titik rangsangannya adala teling.Linda membantu melepaskan spandex Rika.

Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika terlihat seperti terbelah. Rupanya dia memakai G-String yang segitiganya hanya mampu menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir memeknya sudah membengkak kemerahan dan basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat memek Rika sama dengan Linda…bersih dari bulu jembut, sehingga ha ini membuat kontolku langsung tegak mengeras lagi.

Linda turut membantu Rika melepaskan G-String, kaos dan Bhnya. Seolah Linda tak ingin Rika direpotkan oleh aktivitas lain yang mengurangi kenikmatan bercinta.

“Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika merintih-rintih sambil mennggelengkan kepalanya saat bibirku turun ke putingnya. Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin hanya 34B, dibandingkan milik Linda yang 36C.

Putingnya berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seolah menantangku untuk segera melahapnya.

Dan…hap….kusedot putting kiri, sementara tangan kananku meremas payudara sebelah kanan dan memilin putingnya.“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika berteriak menahan nikmat saat jari tangan kiriku menyusuri memiawnya.

Kumasukkan jari tengahku sambil jempolku menggosok itil Rika yang sangat keras.“Rik…kontol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” ujar Linda. Segera tanpa diperintah dua kali, Rika segera meraih kontolku, mengusap dan mengocok bergantian.“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kontolku kena kamu yaaa…”aku merintih menahan nikmat.

Ternyata Rika sangat terampil dalam urusan kocok mengocok, sehingga tak perlu waktu lama kontolku sudah sekeras kayu lagi, mengkilat kemerahan.Tak sabar segera kubalikkan tubuh Rika, sehingga posisinya sekarang nungging didepanku. Lututnya bertumpu pada sofa panjang, sehingga punggungnya meliuk, menambah sexy posisinya saat itu.

Dengan pantat membulat, tampak bibir memek Rika merekah merah dan berkilat licin oleh cairan birahinya. Tak tahan, kuserbu memek Rika, kujilat itilnya dan kukorek liangnya dengan jari-jariku.

“Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sambil tersengal.

Napasnya memburu.“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika terus merintih.Ah…ternyata Rika tak sanggupbertahan lebih lama lagi. Terasa sekali dibibirku, suhu memek Rika makin panas, dan lendir cintanya bertambah banyak mengalir.Segera saja kuarahkan batang kontolku yang menunggu giliran, merojok memek Rika.

“Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak menerima hunjaman kontolku yang begitu tiba-tiba.Nikmat sekali memek Rika. Meskipun sama-sama becek dan mampu berdenyut, aku merasakan sensasi lain dibandingkan memek Linda.Makin lama makin terasa memek Rika berdenyut-denyut.

Tak ada suara yang keluar dari bibir Rika, kecuali erangan dan rintihan. Kurasakan otot disekitar pantat dan selangkangannya mengejang dan tiba-tia Rika menekan pantatku sambil melolong….

“Ohhh….Andreeeewwww…..Ugghhhh…..”Nafas Rika tertahan, dan kupercepat hunjaman kontolku, seolah menyerbu memek Rika bertubi-tubi.

Ahh…..betapa hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan sampai meleleh membasahi pahaku dan paha Rika.Rika tetap menggoyang-goyangkan pantatnya, sehingga membuatku makin bernafsu menggocek kontolku dalam memeknya yang becek namun sempit.

“C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika menoleh dan menatapku dengan mata sayu seolah memohon agar kusemprotkan spermaku dimulutnya. “Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…memek kamu kok ennnnaaakk bangethhh sssssiiiccchhh….,

”aku menceracau sambil terus memaju mundurkan pantatku “Ngeliat pantat kamu yang bulet dan putih…eeegghhhh….bikinnhh….aku pengen ngecrot. aaarrrrggghhh…rikaa”aku berteriak keras sambil mencabut tongkolku.

Serta merta Rika meraih kontolku, mengocoknya sambil menghisap kepala dan batangnya.

“C’mon…ayo Ndrew…keluarin pejuhmu…..”“Aku pengen ngerasain pejuh kamu….”Linda pun tak tinggal diam. Ia berbaring telentang dibawahku dan menjilat perineumku, seolah tau bahwa itu adalah daerah “mati”ku. Ya, aku paling gak tahan kalo bijiku dijilat. gila kamu lin..nikmat bangett”“Aku gak tahan, Rikaaa…Lindaa….sayangku cintaku…..”

Dan croottt….crroooootttt…..“Haeeppphh…hhhmmmppphhhhh” suara dari mulut Rika.

Tampak dia gelagapan menerima semburan spermaku, tak kurang dari 5semburan kencang dan banyak…

“Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis kegelian karena Rika tetep mengisap tongkolku, seolah tak rela kalo pejuhku tak keluar tuntas. Seolah ingin menikmati pejuhku hingga tetes terakhir.

“Hmmm…udah puas kamu Rik?” tanya Linda sambil bibirnya mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.“Ahh…gila juga si Andrew ya…”sahut Rika. “memiawku rasanya penuh banget. Mana kontol dia panjang lagi.

Berasa mentok di rahimku kayaknya.”“Liang kamu gak dalem sih Rik,” timpalku. “Tapi asyik kok rasanya. Ternyata memiaw kalian sama2 gak dalem ya…”“Thanks banget ya buat kamu berdua, udah mau bantuin aku,”ucapku.“No problem, dear Andrew,” sahut Rika dan Linda hampir bersamaan.“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, boleh dong kalo saling bantu…”sahut Rika.

Kami pun bercanda sejenak sekedar melepaskan lelah. Dan sambil masih tetap bertelanjang, kupersilakan Rika dan Linda ke ruang makan untuk sekedar minum minuman segar. Kulirik, jam menunjukkan waktu pukul 11.37 siang, pertanda tak lama lagi istriku dan anak-anak akan segera datang. Mereka berdua pun segera membersihkan diri dari sisa-sisa lendir dan sperma yang membasahi memek maupun wajah mereka.

“Ok Ndrew…aku pamit dulu ya…,”Rika pamit sambil mengecup bibirku. “Daaa, sayang…”“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seolah tak mau kehilangan momen yang sangat dahsyat. “Bye, Ndrew…,”Linda juga berpamitan. “Salam buat Indah ya…tapi jangan bilang lho, kalo kamu habis bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika dan Linda cekikikan sambil berjalan keluar.“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sambil melambaikan tangan dan mengantar mereka ke pagar.

Ah, betapa bahagianya aku, ternyata dua sahabat istriku tak keberatan olah sex denganku yang selama ini hanya khayalanku, kini telah menjadi kenyataan.Thanks buat Rika dan Linda…kuharap kalian gak bosen, karena akupun tak akan pernah bosan menikmati tubuhmu.

Pengalaman Memperkosa Istri Bos Dengan Obat Bius

Cerita pemerkosaan Pengalaman Memperkosa Istri Bos Dengan Obat Bius ini terjadi pada saat aku masih bekerja sebagai penulis di rumah bos saya. Saya adalah seorang penulis yang bekerja pada seorang agen penulisan, sebut saja nama bosku ini Marwan. Bosku ini menggunakan salah satu kamar rumahnya untuk dijadikan kantor tempat bawahannya bekerja. Saat ini Marwan hanya memiliki satu orang bawahan yaitu saya sendiri.
Pengalaman Memperkosa Istri Bos Dengan Obat Bius



Pekerja Marwan yang lain telah keluar karena perlakuan bosku yang tidak adil. Bosku sering kali memotong, bahkan tidak membayar pekerjaan bawahannya. Namun bosku tetap tidak belajar dari pengalamannya, bosku tetap tidak membayar hasil kerja dari pekerja terakhirnya ini.

Tidak hanya itu, bosku memiliki sifat yang suka berselingkuh. Saya sering kali disuruh menginap di rumahnya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yang sering kali tidak dibayar. Sebenarnya, saya sendiri sudah ingin keluar saat itu. Namun, saat itu aku masih memiliki uang di bosku yang tidak bisa kutinggalkan begitu saja.

Setelah sekian banyaknya pekerjaanku yang tidak dibayar, aku mulai berpikir untuk memanfaatkan keadaan. Istri bosku adalah seorang wanita yang cantik, sebutlah namanya Rita. Hampir semua orang yang datang ke rumah Marwan, datang karena istrinya. Namun, sayang Marwan adalah tukang selingkuh.

Malam-malam selama aku menginap selalu dipenuhi oleh pertengkaran suami istri di tengah malam. Marwan biasanya pergi pada pagi atau siang hari dan pulang tengah malam setiap hari. Setelah pulang, Marwan mulai bertengkar di tengah malam dan mengganggu siapapun yang mendengarnya. Saat malam, istrinya selalu tidur menunggu Marwan pulang tengah malam.

Pada suatu malam, aku sedang menginap di rumah pak Marwan untuk ngeprint beberapa buku. Jam sepuluh malam marwan belum pulang ke rumah. Aku tahu Marwan sedang meniduri selingkuhannya atau sedang dalam perjalanan pulang. “Ngapain sih selingkuh? Istri sudah cantik seperti Rita disia-siakan seperti itu, sedang hamil pula!” Pikirku sambil menunggu mesin prin di depanku.

Pada saat itu aku tersadar dan berpikir “Benar! Sia-sia sekali istri secantik itu dibiarkan begitu saja! Kukerjai saja dia sebagai ganti upah kerjaku yang tidak Marwan bayar.” Aku mulai memikirkan rencana untuk mengerjai istri Marwan, bosku sendiri. Aku tahu kalau pintu yang memisahkan tempat kerjaku dan rumah utama telah macet dan tidak bisa dikunci.

Aku bisa mengerjai istri bosku dengan bebas, aku hanya perlu berhati-hati saat melakukannya agar tidak ketahuan. Aku berusaha mendengarkan dari balik pintu suara tidur di rumah utama. Setelah yakin bahwa tak ada suara tanda-tanda aktivitas di dalam rumah utama, aku memberanikan diri untuk membuka pintu.

Pintu itu cukup didorong sedikit agar bisa terbuka karena kuncinya sudah rusak. Aku mendorongnya perlahan agar tidak menimbulkan suara keras. Satu desakan lembut, dan pintu tersebut terbuka. Aku mengintip sedikit memastikan bahwa istri Marwan tertidur pulas.

Matanya tertutup, nafasnya teratur, saatnya bersenang-senang. Aku merangkak dan mendekat perlahan-lahan dengan jantung berdetak keras dan nafas memburu. Rasa takut ketahuan dan terangsang bercampur, sungguh campuran perasaan yang menarik dan menyenangkan.

Setelah dekat, aku memandang tubuh istri bosku dengan takjub. Kulit putih yang yang tampak sangat halus. Tubuh yang indah dengan wajah yang cantik ini telah membuat banyak pria ingin menidurinya. Perutnya membuncit karena dia sedang hamil lima bulan,

“Kejam sekali Marwan, istri sedang hamil dia malah selingkuh dengan perempuan lain.” kataku dalam hati. “kalau Marwan tidak mau istrinya, sebaiknya untukku saja.” pikirku, lagipula aku selalu penasaran dengan wanita hamil.

Rita tidur dengan posisi membelakangiku dengan kaki terbuka. Baju dasternya yang berwarna biru tua tersingkap hingga memperlihatkan kaki indahnya yang berwarna putih. Celana dalamnya yang berwarna krem terlihat dengan jelas, aku yakin tindakanku ini benar-benar di luar dugaan mereka. Aku menyingkapkan daster Rita untuk melihat tubuhnya lebih banyak lagi.

Terlihatlah seluruh pantat istri bosku di depan mataku. Pelan-pelan aku mengelusnya dari paha hingga ke pantatnya, agar Rita tidak terbangun. Aku sangat takut jika istri bosku tiba-tiba terbangun dan melihat perbuatanku padanya, aku akan berada dalam masalah besar. Aku menciumi pantat Rita dan terkadang menjilatnya sedikit.

Saat aku sedang menikmati pantat istri bosku, tiba-tiba aku mendengar suara motor mendekat. “Marwan pulang!” pikirku dengan panic. Aku merapikan daster Rita dan segera kembali ke ruangan tempat kerjaku. Mesin prin masih terus mengeprin buku yang seharusnya aku awasi. Setelah menanyakan pekerjaanku, Marwan dan Rita kembali melakukan rutinitasnya bertengkar di tengah malam.

Keesokan paginya Marwan mengizinkan aku untuk pulang sebentar dan tidur dan tidur beberapa jam. Siangnya aku ditelepon untuk datang lagi ke rumah Marwan dan meneruskan proses mengeprin buku. Tak lama kemudian, Marwan pergi dengan alasan akan pergi ke beberapa penerbit.

“Padahal tak usah berbohong karena baik aku ataupun istri Marwan sudah mengetahui Marwan akan pergi ke tempat selingkuhannya.” pikirku dalam hati. Setelah pertengkaran yang cukup hebat dengan istrinya, pergilah Marwan dari rumah.

Sekali lagi, seperti biasa, Marwan meninggalkan istrinya serumah dengan pria lain. Jam setengah sepuluh malam rumah sudah sepi, hanya suara mesin prin yang sedang bekerja. “Saatnya aku beraksi” pikirku sambil menyiapkan kertas yang banyak di mesin prin. Aku mendorong pintu dan masuk ke kamar tidur Rita.

Rita sedang tidur nyenyak dengan pakaian yang tersingkap hingga mencapai dadanya. “Wow! Kemarin aku puas menciumi pantatnya, sekarang ke payudaranya ah!” pikirku. Aku menaikkan dasternya lebih tinggi lagi, hingga seluruh payudaranya terlihat. Aku meremasnya perlahan dan menciuminya.

Kemudian, aku tertarik untuk melihat puting payudaranya. Aku menarik BH Rita ke bawah perlahan-lahan. Aku takut Rita terbangun saat aku sedang melucuti pakaiannya. Ternyata puting istri bosku sangatlah lucu, mirip dengan puting payudara anak-anak. Puting payudara Rita ukurannya kecil, berwarna coklat gelap, lingkaran sekelilingnya pun tidak besar.

Aku tidak tahan lagi, aku ingin menghisap payudaranya, walaupun aku takut Rita terbangun. Aku membuka mulutku dan bersiap menghisap puting coklat Rita. Mulutku menutup puting Rita berada dalam dalam bibirku.

Aku berhenti sebentar dan memperhatikan wajah istri bosku, takut Rita terbangun. Aroma puting payudaranya sangat wangi, seperti wangi vanilla, kusadari dia sedang hamil dan payudaranya sedikit basah. Kemudian aku menghisapnya perlahan-lahan dan selembut mungkin.

Beberapa lama aku menghisap puting payudara istri bosku yang wangi dan lezat. Aku mulai lupa diri dan ingin menusukkan penisku ke vagina Rita. Aku kemudian memposisikan tubuhku agar dapat menyetubuhi Rita. Walau aku takut dia terbangun, aku ingin mencoba terlebih dahulu. Aku menarik celana dalam Rita dari belakang dengan perlahan. Tak lama kemudian aku berhasil melihat belahan pantatnya. Kemudian diikuti dengan lubang pantatnya dan lubang vaginanya.

Lubang pantat Rita berwarna coklat gelap, bergerak-gerak mengikuti irama nafas Rita, Kadang lubang tersebut berkedut-kedut beberapa kali, aku tidak tahu mengapa. Kemudian aku mulai memposisikan tubuhku untuk menyetubuhi Rita. Aku menempelkan kepala penisku ke vagina Rita untuk melihat reaksinya. Rita terlihat masih tidur dan belum terbangun sama sekali, tampaknya Rita kalau sudah tertidur sulit untuk bangun.

Aku menjadi semakin berani untuk menyetubuhi Rita. Aku menekan penisku ke dalam vagina Rita lebih dalam dengan perlahan. Aku sempat merasakan sempitnya vagina Rita dan panas tubuhnya di sekeliling penisku.

Namun, tiba-tiba Rita melenguh keras dan menutup kakinya hingga penisku tertarik keluar. Aku kaget setengah mati, kukira Rita akan terbangun dan memergokiku sedang menyetubuhinya. Penampilanku sekarangpun sudah tidak bisa disangkal dengan penis tegang keluar dari celana. Pakaian Rita-pun sedang dalam posisi hampir terbuka.

Aku segera merapikan pakaian Rita dan pergi dari kamar tidurnya. Kemudian melanjutkan pekerjaanku mengawasi mesin prin. Tak lama kemudian, Marwan pulang dan menanyakan pekerjaanku.

Aku mulai berpikir untuk mengerjai Rita dengan lebih cepat dan tidak perlahan-lahan. Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk berhati-hati dan takut ketahuan. Marwan keburu pulang dan resiko ketahuan yang besar menjadi pikiranku selama beraksi.

Kemudian aku mendapat ide untuk menggunakan obat tidur. Aku segera mencari di internet untuk membeli obat tidur. Setelah memesan, obat tidur tersebut datang tiga hari kemudian. Aku menyusun rencana untuk menggunakan obat tidur tersebut pada Rita.

Malamnya Marwan sedang pergi dan Rita sedang menonton televisi di ruang tamu. Kemudian aku segera membuat alasan untuk membuat kopi agar dapat masuk ke rumah utama. Begitu Rita lengah aku memasukkan obat tidur cair ke minumannya dan kedua anaknya yang masih kecil. Aku masuk kembali ke ruang kerjaku. Setelah kutunggu lama suara televisi masih menyala, namun tidak terdengar suara Rita ataupun anak-anaknya.

Aku memberanikan diri untuk masuk dan membuka pintu dengan cara normal. Setelah aku masuk ternyata Rita dan kedua anaknya masih berada di ruang tamu. Rita tertidur di kursi dan anaknya tertidur di lantai masih memegang mainan yang sedang dimainkannya. Aku menggelengkan kepala, tidak percaya bahwa aku akan memperkosa wanita hamil yang sedang tidur.

Aku kemudian menguji apakah istri bosku sudah sudah benar-benar tertidur atau belum. “Teh Rita, teh Rita bangun” kataku sambil menepuk dan menggoyangkan tubuhnya. Rita tidak juga bangun dan masih tertidur pulas. Untuk meyakinkan aku meremas payudaranya perlahan, kemudian aku meremasnya dengan keras untuk melihat reaksinya. Ternyata Rita tidak juga terbangun, nampaknya obat tidur tersebut benar-benar berfungsi dengan baik.

Kemudian aku menyeret tubuh istri bosku ke kamar tidurnya. Aku tak punya banyak waktu karena Marwan akan segera pulang dan aku tak ingin dia memergokiku sedang memperkosa istrinya. Aku cepat-cepat membuka bajunya dan bajuku sendiri. Kuciumi seluruh badannya dengan penuh nafsu, karena aku tahu kini apapun yang kuperbuat Rita takkan terbangun.

Kuposisikan tubuh Rita dengan posisi terlentang hingga aku bebas menjamah seluruh tubuhnya. Perutnya yang sedang hamil tampak membusung ke atas. Kemudian aku menghisap puting payudaranya, tidak seperti beberapa hari lalu, malam ini aku menghisapnya dengan keras.

Kuremas payudara Rita yang satu lagi, satu kuremas, satu kuhisap terkadang bergantian. Setelah beberapa lama, kurasakan tanganku basah di payudara Rita, dan hanya ada satu penjelasan, ini air susu Rita. Setelah terpana sebentar, aku mulai menjilati air susunya. Ternyata rasanya cukup enak dan wangi. Aku masih belum puas merasakan air susu Rita dan masih ingin terus meminumnya.

Aku menghisap air susu Rita dari puting payudara, kuremas kemudian setelah susunya keluar aku hisap hingga habis, terus seperti itu. Setelah beberapa saat aku tahu teknik untuk mengeluarkan air susunya tanpa harus meremasnya dengan tangan. Setelah aku merasa enek, enek karena air susu yang seharusnya untuk bayi, lucu sekali.

Karena aku merasa sudah cukup puas dengan payudaranya, aku ingin melakukan hal yang lain. Aku melihat bibir Rita yang indah dan jadi sangat ingin menciumnya. Aku mendekatkan wajah dan mencium bibirnya. Rasa mulut Rita jujur saja rasa mi instan, sepertinya di baru makan mi instan.

Aku mengeluarkan penisku dan mendekatkannya ke wajah Rita. Setelah menggosokkannya ke bibir Rita, aku menekan penisku ke dalam mulut Rita. Setelah memasuki mulut Rita aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk. Mulut Rita dipenuhi penisku dan becek karena liurku. Kemudian Rita bergerak secara reflek berusaha mengeluarkan penisku dari mulutnya. “Sayang sekali…” pikirku dalam hati.

Aku mengganti tergetku pada vaginanya, yang belum kusentuh dari tadi. Aku membuka kedua kaki Rita hingga posisinya kini mengangkang, siap dimasuki penisku. Aku tidak ingin melakukannya dengan pelan, aku ingin melakukannya dengan keras dan kasar, toh Rita takkan terbangun kali ini.

Kugosokkan penisku di bibir lubang vagina Rita agar tak meleset saat kumasukkan. Setelah letaknya tepat aku segera bersiap untuk memasukkan penisku ke vagina Rita. Dengan satu hentakan keras, BLESSS aku menusukkan penisku ke dalam vagina Rita sekuat tenaga. Rita tetap diam saja, hanya ekspresi wajahnya yang sedikit mengerut.

Aku mendiamkan sebentar penisku di dalam vagina Rita, mencoba meresapi panas tubuhnya dan gerakan di dalam vaginanya. Vagina Rita seakan bernapas dengan jepitan yang mengeras dan mengendur di sekeliling penisku. Penisku mulai kukeluarkan dan kuhentakkan kembali dengan keras. Aku melakukannya beberapa kali karena setiap kali melakukannya vagina Rita berkedut-kedut di bagian dalam.

Setelah melihat jam, ternyata sudah lewat setengah jam sejak aku mulai bermain dengan tubuh Rita. Aku mulai menggenjot badan Rita dengan cepat dan kuat. PLOK PLOK PLOK PLOK suara paha kami saat bertemu karena genjotanku. Sambil terus kugenjot, aku menciumi seluruh permukaan tubuhnya.

Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari bibirnya yang indah. Payudara dan seluruh dadanya kujilati, kuremas, dan kuhisap dengan rakus. Perutnya yang membusung kupeluk dan kuciumi pula, aku ingin merasakan dengan jelas kalau aku sedang memperkosa wanita hamil dan berjilbab pula.

Sekarang yang membuatku bingung adalah apakah aku harus mengeluarkan maniku di luar atau di dalam. Setelah hampir setengah jam menggenjot tubuh Rita, aku merasakan maniku sudah siap keluar. Pada saat merasakan sudah mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk mengeluarkan maniku di dalam vagina Rita. Kutekan keras penisku ke dalam vagina Rita agar maniku keluar di tempat paling dalam di tubuh Rita.

CROT CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam vagina Rita. Aku dapat merasakan maniku keluar dan membanjiri vagina Rita. “Oh, oh, oh yeah,” kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yang membuat seluruh tubuhku menegang. Setelah kulepaskan penisku dari vagina Rita, air maniku sedikit menetes dari vaginanya.

Aku berpikir, “Bagaimana dengan bayi di dalam rahimnya ya?” karena aku baru saja memasukkan sperma dalam jumlah besar. Aku pernah mendengar kalau seorang wanita akan keguguran kalau diperkosa pada saat mengandung. Tapi kemudian aku berpikir lagi, “Memang aku peduli? Aku rasa tidak! Lebih baik aku teruskan, karena bagaimanapun sudah terlambat menyesal sekarang.”

Setelah tenagaku pulih, aku siap untuk bermain dengan tubuh Rita minimal satu kali lagi. Tubuh Rita kuposisikan agar menungging, karena aku ingin memperkosanya dari belakang. Kunaikkan pantatnya ke atas dan menciumi pantatnya.

Pada saat sedang asyik menciumi, aku melibat lubang anusnya. Aku terpana dengan gerakannya yang seakan mengundangku untuk melakukan anal seks padanya. Namun, aku terpaksa harus menolak, karena jika ketahuan ada bekas anal seks, mereka akan curiga.

Kumasukkan sekali lagi penisku ke dalam vagina Rita dari belakang. Setelah posisiku mantap, aku genjot vagina Rita dengan cepat dan kuat. Kini tak hanya terdengar suara paha saja yang terdengar. Kini, suaranya terdengar lebih becek karena banyaknya cairan dalam vagina Rita.

Setelah puas dengan posisi menungging, kuangkat tubuh Rita hingga dia berada dalam posisi mendudukiku. Aku harus terus menahan tubuh Rita agar tak terjatuh. Posisi duduk membuat ukuran perut Rita yang sedang hamil terlihat dengan jelas. Sambil terus merabai tubuhnya dari belakang, aku terus menggenjot tubuh Rita.

Perut dan payudara Rita bergoncang mengikuti gerakan genjotanku. Remasanku pada payudara Rita semakin keras hingga air susunya memercik ke kasur. Namun, posisi duduk cukup membuat pegal karena aku harus menahan berat tubuh Rita. Aku mengganti posisi agar aku dapat kembali menikmati tubuh Rita dengan nyaman.

Kurebahkan tubuh Rita dengan posisi menyamping dan aku di belakangnya. Kuangkat kaki Rita yang kanan dan menyelipkan kaki kananku di antara kaki Rita. Kemudian, kumasukkan penisku kembali ke vagina Rita yang sudah becek karena cairan dari vaginanya.

Kulanjutkan genjotanku pada Rita, sambil menciumi seluruh tubuhnya. Tanganku meremas payudaranya yang indah dengan keras. Puting payudara Rita kupuntir dan kucubit sepuasnya. Setelah beberapa saat aku mulai mencapai puncak kenikmatanku. Aku angkat kaki Rita agar aku dapat menggenjot vaginanya dengan kecepatan maksimal.

Dengan posisi berlutut aku menggenjot vagina Rita dengan kencang. Kuangkat bagian bawah tubuh Rita agar mani yang kukeluarkan langsung masuk dan tak tumpah kemana-mana. Saat mencapai orgasme aku tak kuasa menahan getaran tubuhku. “Oh! Ah! Oh!” aku melenguh karena kenikmatan orgasme yang menguasai tubuhku.

Setelah kucabut penisku, aku tetap mengangkat bagian bawah tubuh Rita agar air maniku tidak keluar dari vagina Rita. Setelah beberapa saat, aku membersihkan tubuh Rita yang penuh air liurku menggunakan kain lapel. Kubersihkan vagina Rita dari air mani yang menetes.

Kurapikan pakaian Rita dan kuposisikan seperti orang yang tidur. Kubaringkan kedua anak Rita di tempat tidurnya. Kemudian aku kembali mengawasi mesin prin yang ternyata kehabisan kertas. Jam setengah satu Marwan pulang ke rumah dan menanyakan pekerjaanku. Perbedaannya malam itu tak ada pertengkaran karena Rita masih tidur dan Marwan tidak menyadari apa yang kulakukan pada istrinya.

Kini dengan berbekal obat bius, setiap aku menginap di rumah Marwan aku selalu memperkosa Rita. Rita dan Marwan tidak pernah menyadarinya atau tidak perduli aku tidak tahu. Pernah beberapa kali aku memperkosa Rita saat Marwan sedang tidur di sampingnya. Tentu saja aku harus keluar sebelum ada masalah yang terjadi yang menyebabkanku masuk penjara.

Karena memperkosa istri bosku sudah mulai membosankan dan tidak menarik lagi, aku memutuskan keluar dari tempat kerja Marwan. Aku keluar dari tempat kerja Marwan karena aku sudah muak kerja tanpa dibayar oleh Marwan. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa istri Marwan telah melahirkan.

Saat aku berkunjung ke rumah Marwan, aku melihat bayi yang tadinya berada dalam kandungan istri bosku. Anak Rita ternyata sangat lucu dan sehat tanpa ada cacat sama sekali. Ternyata pemerkosaan yang kulakukan pada istri bosku sama sekali tidak berpengaruh pada rahim Rita dan kandungannya.

Sekarang aku keluar untuk selamanya dari tempat kerja Marwan karena bosan, sudah tidak ada lagi yang bisa kulakukan di sini.

Nonton Bokep Sambil ML Kubuka celana dalam itu

Nonton Bokep Sambil ML  Kubuka celana dalam itu Perkenalkan namaku Iwan. Umurku 24 tahun dan aku adalah mahasiswa tingkat akhir sebuah univertias di Jakarta. Saat ini aku tinggal menyelesaikan skripsi, tetapi sampai sekarang masih belum selesai. Mungkin karena aku saat ini terlalu fokus pada bisnis wiraswastaku, membuatku agak mengabaikan skripsiku. Tetapi aku berniat untuk mulai mengerjakannya lagi di tengah2 kesibukan mengerjakan proyek-proyek bisnisku. Bangga juga bila mempunyai gelar nanti, dan terlebih hal itu bisa membuat orang tuaku senang.


Nonton Bokep Sambil ML  Kubuka celana dalam itu

Semenjak aku kenal dengan Tante Sonya aku selalu jadi ketagihan bermain sex. Aku selalu memikirkan hal itu, terutama bila setelah beberapa hari tidak ada penyaluran. Memang aku mempunyai pacar, tetapi dengan Monika pacarku itu, aku hanya bercumbu saja dan tidak sampai berhubungan lebih jauh. Dia memang ingin mempertahankan mahkotanya sampai menikah nanti.

Berhubung sekarang aku sudah mempunyai penghasilan, aku bisa menggunakannya sebagian sebagai ‘biaya’ kenakalanku. Kadang aku dan temanku pergi hunting ABG yang sering nongkrong di mall atau tempat nongkrong lainnya. Hanya saja aku lebih suka kalau mengencani Tante girang yang kesepian, selain banyak pengalaman, juga bebas risiko dari penyakit.

Aku juga masih sering berhubungan dengan Tante Sonya dan juga teman-temannya. Memang Tante Sonya ini memperkenalkanku dengan beberapa temannya yang kesepian. Mungkin lain kali aku akan menceritakan pengalaman nikmatku dengan mereka, tetapi saat ini aku ingin menceritakan kejadian lain beberapa hari yang lalu.

Malam itu aku sedang suntuk di tempat kosku. Aku perlu refreshing setelah mengerjakan salah satu proyek pesanan klienku. Kutelepon pacarku Monika untuk kuajak nonton, tetapi ternyata dia bilang bahwa dia sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya yang sudah mendekati deadline.

Akhirnya kuputuskan saja untuk membeli DVD sekalian makanan untuk malam nanti. Di dekat tempat kosku, memang terdapat penjual DVD bajakan. Sudah sering aku beli DVD di tempat itu, malahan aku sudah kenal cukup dekat dengan penjualnya. Umurnya sekitar 25 tahunan dan berbodi seksi. Namanya Dewi, dan orangnya memang agak genit. Kalau dilihat sekilas ada miripnya dengan artis sinetron indonesia. Hanya bodinya jauh lebih seksi jika dibandingkan aktris sinetron itu.

“Hai.. Mbak. Ada film baru nggak?” tanyaku setelah sampai di tempatnya berjualan.
“Ada Wan.. Nih pilih aja sendiri” katanya sambil menyodorkan setumpuk DVD. Kulihat DVD tersebut satu persatu yang menarik.
“Mbak, dicoba dulu dong” kataku sambil menyerahkan kedua DVD itu padanya.

Mbak Dewi pun kemudian mencoba DVD itu di playernya. Kuperhatikan malam itu dia tampak seksi sekali, dengan T-shirt ketat yang menonjolkan keindahan payudaranya. Tubuhnya tampak padat berisi, dengan rok mini dari bahan jeans yang semakin menambah keseksiannya.

“Sedang sendirian nih Wan? Nggak pergi sama pacar?” tanyanya.
“Iya Mbak. Sedang suntuk nih, makanya saya beli DVD” sahutku.
“Mau yang lebih seru nggak?” tanyanya lagi sambil tersenyum genit.
“Boleh.” jawabku.

Dia pun lalu mengambil bungkusan plastik hitam dari balik lacinya, dan menyerahkannya padaku. Kulihat isinya, ternyata DVD porno.

“Wah.. Kalau beli ini nontonnya nggak bisa sendirian nih” pancingku.
“Emang perlu Mbak temenin?” godanya.
“Siapa takut.. Bener nih?” tanyaku. Aku senang sekali mendengarnya. Aku merasakan penisku sudah mulai tegang membayangkan nikmatnya tubuh Mbak Dewi.
“Tapi nanti ya Wan.. Satu jam lagi aku off. Jemput aja aku nanti”

Akhirnya setelah janjian dan membayar DVD yang kuambil, 2 DVD biasa dan satu DVD porno, aku pun pergi dahulu untuk makan malam sambil menunggu Mbak Dewi pulang. Aku pergi ke restoran fast food yang berada tak jauh dari tempat penjualan DVD itu. Tak sabar aku menunggu satu jam lagi.

Singkat cerita, Mbak Dewi telah berada dalam mobilku. Aku pun memacu mobil kembali ke tempat kosku.

“Ih.. Kok ngebut sih Wan? Udah pengen ya?” godanya genit.
“Iya nih Mbak.. Iwan udah pengen diajarin Mbak” sahutku asal.
“Ah.. Pasti kau udah pinter kan..” jawabnya sambil menyilangkan kakinya. Paha mulusnya makin menambah gairahku.
“Kamu kalau main kuat berapa lama Wan? Jangan cepet lho.. Puasin Mbak dulu ya?” tanyanya lagi genit.
“Iya pasti Mbak puas deh..”
“Habis tunangan Mbak kalau main cepet banget..” katanya lagi. Pantas jadi genit begini, pikirku.

Sesampainya di tempat kosku, aku langsung masuk ke kamarku bersama Mbak Dewi. Memang di tempat kosku ini, kamarku agak terpencil hingga bebas saja membawa siapa pun masuk ke tempat kosku ini.

Kunyalakan AC dan TV-ku. Segera kupilih DVD porno dan kunyalakan DVD playerku. Aku pun kemudian beranjak menuju ranjang dimana Mbak Dewi telah menunggu. Kami kemudian menikmati tontonan seru itu. Di layar TV tampak seorang gadis bule cantik sedang disetubuhi di tempat permainan bowling. Desahan suara gadis itu begitu menggairahkan. Tampak lawan mainnya sangat menikmati keindahan tubuh gadis itu saat menyetubuhi sambil menghisapi payudaranya.

Nafas Mbak Dewi sudah memberat di sebelahku. Tangannya mulai meremasi tanganku. Kupalingkan wajahku menatapnya dan Mbak Dewi langsung melumat bibirku. Diciuminya aku dengan penuh gairah. Lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, yang kemudian kuhisap gemas. Tanganku pun mulai meremasi payudaranya yang kenyal dari balik T-shirtnya yang ketat.

“Sebentar.. Mbak buka dulu ya” katanya sambil melepaskan T-shirt putih yang dipakainya. Tampaklah payudaranya yang besar dibungkus BH berwarna krem. Puting payudaranya tampak menonjol di balik kain BH-nya itu.
“Ayo kamu yang buka BH-nya Wan” ujarnya menggoda.

Tanganku langsung membuka kaitan BH di punggungnya. Lalu kuturunkan tali penyangga dari pundaknya, dan terpampanglah payudara Mbak Dewi di depanku. Payudara yang ranum dan besar, dengan putingnya yang menonjol menantang. Kuusap-usap dan kupilin perlahan puting payudara Mbak Dewi yang manis ini, sambil kemudian kuciumi lagi bibirnya.

“Ayo Wan, tunggu apa lagi. Isap susu Mbak dong” pintanya. Sambil berkata demikian, tangan Mbak Dewi agak menekan kepalaku ke bawah menuju dadanya. Tanpa menunda waktu lagi kujilati seluruh permukaan payudaranya.
“Ohh..” lenguh Mbak Dewi ketika lidahku mengenai putingnya yang telah menonjol keras.

Erangannya semakin menjadi ketika kuhisap putingnya sambil sesekali kugigit perlahan. Sementara aku menghisapi payudaranya yang sebelah kiri, tanganku mempermainkan payudara yang sebelahnya. Tangan Mbak Dewi mengusap-usap rambutku sambil terus mengerang nikmat.

“Iya Wan.. Bener gitu.. Aduh.. Enak.. Oh..” erang Mbak Dewi sambil meliuk-liukkan badannya. Aku pun semakin bernafsu menghisapi dan menjilati payudaranya yang kenyal itu.

Kulirik layar TV, dan di layar terpampang adegan dimana seorang gadis bule berambut pirang sedang dijilati vaginanya di atas sebuah meja billiard. Erangan gadis tersebut dari suara TV bercampur dengan suara lenguhan Mbak Dewi yang sedang kulahap payudaranya.

“Ayo Wan.. Mbak ajari seperti itu” ujarnya sambil menarik rambutku dan menunjuk ke layar TV. Kemudian didorongnya pundakku menuju ke arah bawah.
“Cepet buka celana Mbak” katanya lagi.

Aku pun kemudian mengangkat rok jeans mininya dan tampaklah celana dalam warna krem berenda yang dipakainya. Kubuka celana dalam itu, dan tampaklah liang kewanitaannya dengan rambut yang tercukur rapi. Tangan Mbak Dewi mengelus-elus kemaluannya sendiri, sambil matanya menatapku genit.

“Ayo Wan. Mbak pengen ngerasain jilatanmu di sini” katanya lagi sambil tangannya masih sibuk mengusap-usap vaginanya.

Kudekatkan kepalaku ke liang kewanitaannya, dan kujulurkan lidahku. Perlahan kujilati vaginanya. Tubuh Mbak Dewi menggelinjang hebat kala itu, sambil mulutnya mengerang dan meracau nikmat.

“Ohh.. Wan.. Ya.. Jilati terus Wan.. Enak.. Ohh..”.

Sambil melenguh, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya, dan akupun dengan penuh gairah menikmati liang vagina Mbak cantik ini. Erangannya semakin keras dan tubuhnya meliuk-liuk liar ketika aku menghisapi klitorisnya.

“Terus Wan.. Oh.. Oh..” sambil mengerang Mbak Dewi meremas-remasi payudaranya sendiri.
“Ayo Wan, kamu tidur di sini” katanya sambil bangkit dari ranjang.
“Mbak ajari posisi yang lebih enak”

Aku pun patuh dan tidur telentang di ranjang. Sementara kulihat sekilas di TV, si gadis bule cantik sedang disetubuhi secara doggy style di atas meja billiard. Erangan suara dari TV menambah erotis suasana di dalam kamarku. Mbak Dewi kemudian naik ke atas wajahku. Diturunkannya tubuhnya, sehingga liang kewanitaannya tepat berada di atas mulutku. Kujulurkan lidah, dan Mbak Dewi kemudian menggoyang-goyangkan pantatnya di atas wajahku. Erangan Mbak Dewi kembali bersaing dengan erangan dari DVD porno di TV.

“Oh.. Oh..” erang Mbak Dewi sambil pantatnya terus bergoyang-goyang mencari kepuasan.

Kujilat dan kuciumi dengan penuh gairah vagina Mbak manis ini. Tangan Mbak Dewi memegang pinggiran ranjang di atas kepalaku, sementara tubuhnya terus bergoyang mencari kepuasan birahi. Beberapa lama kemudian, goyangan pantat Mbak Dewi semakin menjadi.

“Oh.. Wan.. Mbak hampir sampai.. Ohh..” lenguhnya panjang. Tubuhnya menegang, dan saat itu banyak cairan nikmat keluar dari vaginanya. Kuhisap habis cairan kewanitaan itu, dan tak lama Mbak Dewi pun menjatuhkan tubuhnya di sebelahku.
“Kamu hebat Wan.. Dengan Mas Joko belum pernah aku orgasme seperti tadi” katanya sambil tangannya mengusap-usap dadaku.
“Mbak istirahat sebentar ya” katanya lagi.

Sebenarnya nafsuku sudah memuncak, tetapi aku tak mau memaksa Mbak seksi ini untuk melayaniku saat itu juga. Kami pun lalu kembali menonton DVD porno yang masih terpampang di layar TV. Di layar tampak sekarang seorang gadis bule berambut pirang sedang bermain tenis dengan seorang pria. Setelah bermain, mereka beristirahat dan mulai bercumbu. Si gadis bule tersebut lalu membuka celana si pria dan tampak terkejut melihat ukuran penisnya yang besar.

“Oh.. my god.. I love it.. So big” desah si gadis sebelum memasukkan penis itu ke dalam mulutnya.

Tampak gairah Mbak Dewi kembali bangkit melihat adegan itu.

“Punyamu besar begitu nggak Wan?” tanyanya sambil tangannya mulai meraba kemaluanku.
“Lumayan deh Mbak. Memang Mbak suka yang besar ya?”
“Iya. Semakin besar Mbak semakin suka” jawabnya genit.
“Ya udah Mbak lihat aja sendiri” kataku.

Mbak Dewi tersenyum dan mulai membuka celana panjangku.

“Ih.. Besar juga punyamu Wan. Sampai celananya nggak cukup tuh”

Memang karena nafsuku sudah memuncak, kepala penisku tampak mencuat keluar tak tertampung celana dalamku. Mbak Dewi tak sabar membuka celana dalamku. Tangannya kemudian mengocok perlahan senjata kelelakianku itu.

“Ih.. Keras banget.. Mbak suka kontol yang kayak gini. Besar, panjang, dan keras. Pasti cewek kamu puas ya.” katanya lirih.

Wajah Mbak Dewi kemudian mendekati selangkanganku. Hembusan nafasnya terasa hangat di kulit kemaluanku ketika dia mengamati penisku dengan pandangan gemas. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar tubuhku ketika lidah Mbak Dewi yang cantik ini mulai menari di kepala penisku. Dijilatinya kepala penisku berikut batangnya. Setelah itu dengan rakus dikulumnya batang kemaluanku. Srrpp.. Srpp.. Bunyi itu yang terdengar ketika Mbak Dewi memaju-mundurkan kepalanya menghisapi penisku.

“Ahh.. Kontolmu enak Wan.. Mbak suka.. Hmm” desah Mbak Dewi ketika dia menghentikan kulumannya untuk menjilati batang kemaluanku.

Sesaat kemudian, penisku kembali menyesaki mulutnya yang haus kejantanan lelaki itu. Sementara mulutnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Dewi mengelus-elus buah zakarku. Aku tak kuasa lagi untuk menahan erangan nikmatku. Tanganku pun meremas-remas rambut Mbak Dewi gemas.

Mbak Dewi semakin cepat menghisapi penisku. Kadang mulutnya dimiringkan, sehingga penisku membuat pipinya tampak menggelembung. Tangannya pun semakin cepat mengocok batang kemaluanku. Kemudian dikeluarkannya penisku dari mulutnya, dan kembali dijilatinya seluruh permukaan penisku sambil tangannya mengurut-urut buah zakarku.

“Keluarin di mulut Mbak Wan.. Mbak pengen minum spermamu..” katanya dengan nada memerintah.

Aku tentu tak menolak perintahnya. Memang aku sudah tidak tahan lagi. Sambil mengerang nikmat, aku pun mengalami ejakulasi. Saat itu, Mbak Dewi malah kembali mengulumi kemaluanku, sehingga spermaku pun masuk ke dalam mulutnya. Mbak Dewi kemudian menjilati kemaluanku sampai bersih.

“Enak Wan..?” tanyanya sambil menjilati spermaku di sudut bibirnya.
“Enak Mbak..” jawabku lemas.

Kami pun lalu kembali beristirahat sambil menonton tayangan DVD. Kali ini dilayar tampak seorang gadis ABG bule berambut coklat sedang belajar memancing. Tak lama gadis itu sudah bercumbu dengan pelatihnya. Si gadis ABG menaiki tubuh lawan mainnya, dan mulai memompa tubuhnya naik turun. Sementara si aktor, seorang lelaki setengah baya, meremasi payudara gadis tersebut yang bergelantungan indah. Adegan persetubuhan lalu dilanjutkan dengan gaya doggy style. Tak lama kami pun kembali terangsang.

“Wan.. Mbak pengen seperti itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin kontolmu. Pasti lebih enak daripada punyanya Mas Joko” katanya sambil meraba kemaluanku dan mulai menciumi bibirku.

Mbak Dewi melepaskan rok mininya yang masih tersisa, lalu menaiki tubuhku dan mengarahkan kemaluanku pada lubang kewanitaannya.

“Ohh..” desahnya saat penisku mulai menerobos liang vaginanya.

Dia pun mulai memompa kemaluanku naik turun. Terkadang dia pun mengoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Suara deritan ranjang, erangan Mbak Dewi, serta erangan suara dari DVD memenuhi kamar kosku. Walaupun AC kamar telah dinyalakan, tetap saja tubuh kami berkeringat. Tetesan peluh itu mengalir dari wajah Mbak Dewi membasahi payudaranya. Aku segera membuka T-shirt yang masih aku pakai, ingin memamerkan tubuhku yang tekun kupahat di gym. Sementara itu, Mbak Dewi terus bergoyang menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan meremasi payudaranya yang kenyal. Cukup lama kami bersetubuh dengan gaya ini.

“Ayo Wan.. Sekarang Mbak pengen dientotin dari belakang” katanya setelah dia keluar untuk yang kedua kalinya, sambil bangkit dari tubuhku. Dia kemudian menungging sambil tangannya memegang ujung ranjang. Aku pun segera memasukkan penisku kembali ke dalam vaginanya.
“Ohh.. Enak Wan.. Terus Wan.. Ohh.. Yang cepat.. Ohh” desah Mbak Dewi saat kupompa tubuhnya. Tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang menggemaskan. Terkadang kuremas pula pantatnya yang bulat padat menantang.
“Ayo Wan.. Mbak hampir sampai.. Terus wan.. Oh.. Ohh.. Ohh..”

Tubuh Mbak Dewi kembali mengejang, lalu rebah lemas di atas ranjang. Kali ini aku tak mau lagi ‘menggantung’. Kubalikkan badan Mbak Dewi dan kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya yang telah licin oleh cairan orgasmenya. Kugenjot tubuh Mbak yang seksi ini dengan gaya missionary.

“Eh.. Eh..” demikian erangan yang keluar dari mulutnya seirama dengan genjotan tubuhku.
“Hisapi putingku Mbak” kataku.

Mulut Mbak Dewi pun kemudian menghisapi puting dadaku sementara aku menggenjot tubuhnya. Tak lama Mbak Dewi pun keluar untuk yang ketiga kalinya, dan aku memberikannya kesempatan sessat untuk beristirahat. Lalu kuminta lagi berganti posisi. Masih di atas ranjang, kubuka kakinya yang indah itu lebar-lebar, lalu kutumpangkan ke bahu bidangku. Lalu dengan dituntun tangannya, kudorong penisku masuk kembali ke liang surganya, dan mulai kupompa dia seperti tadi. Gerakan pompaanku semakin keras, liar, dan bertenaga seiring dengan mulai basahnya kemaluannya.

Dalam posisi ini, aku memegang kakinya erat-erat, sementara Mbak Dewi asyik mengerang-erang kenikmatan. Cukup lama menggenjotnya di posisi ini. Tak lama aku pun tak tahan lagi menahan ejakulasiku yang kedua. Wajah cantik Mbak Dewi ditambah dengan erangannya setelah orgasmenya yang keempat, serta jepitan vaginanya yang nikimat di kelaminku membuatku segera mencapai puncak.

“Aku sampai Mbak.. Ahh” jeritku tertahan ketika aku menyemburkan spermaku dalam rahimnya.

Kami pun terbaring lemas di atas ranjang. Puas sekali rasanya menyetubuhi Mbak Dewi nan ayu ini. Kunyalakan sebatang rokok untuknya. Kami kemudian mengobrol dan bercanda sambil tiduran di atas ranjang.

“Wan.. Anterin aku pulang ya” katanya setelah dia menghabiskan rokoknya.
“Lho.. Udah malam Mbak nanggung. Nginep di sini aja”
“Wah jangan Wan.. Besok pagi Mas Joko mau jemput aku berangkat kerja. Aku juga nggak bawa pakaian ganti” jawabnya.

Akhirnya, aku mengantar dia ke rumahnya. Cuma aku menurunkannya agak sedikit jauh dari rumahnya agar tetangganya tidak curiga. Enak juga nonton bokep bareng Mbak Dewi. Mungkin aku akan semakin sering beli DVD bokep XXX nantinya.